I HOPE THEY WON'T BE DISAPPOINTED |
Dalam keadaan sekarat sang ayah
berpesan
”Anakku,
janganlah menggantungkan harapanmu pada abstraksi kenyataan dalam bentuk
pengertian-pengertian. Sebab dari situlah sumber segala kekecewaan dunia. Dunia
selalu mengkhianati manusia.
Janganlah
biarkan rasa ingin memiliki dunia menguasai dirimu sendiri. Sebab sesungguhnya
tak ada sesuatu yang bena-benar menjadi milikmu. Tubuhmu saja bukanlah
sepenuhnya milikmu.
Janganlah
membiarkan dirimu terpesona pada hal-hal besar dan indah. Sebab semua itu
adalah kebohongan dan penipuan yang sungguh memperdaya.
Tetapi
letakkan dirimu pada pengertianmu sendiri. Bangunlah pandangan-pandangan dunia
lewat jalanmu sendiri.
Aku
wariskan dunia ini untukmu; untuk kau usahakan dalam membentuk pengertianmu.”
Setelah
itu sang ayah kaku seketika. Semua orang di situ tertawa. Sungguh menggelikan
ternyata sang ayah hanya mewariskan kata-kata pada anaknya. Memangnya siapa ayah anak itu sehingga
mewariskan dunia pada anaknya. Sedangkan sang ayah hanyalah pemabuk yang sering
mendapat ejekan dari masyarakat dan bahan olok-olokkan dari anak-anak kecil.
Tidak
seperti jasad para pejabat dan orang-orang terhormat yang seakan tak sanggup
untuk dikebumikan oleh masyarakat tetapi jasad sang ayah hanya dilihat sambil
lalu oleh mereka dan ditinggal kemudian. Sang anak mengangkat sendiri jasad
ayahnya. Dia menguburkan jasad ayahnya
dan di atasnya ditanami pohon. Pikirnya mungkin ayahnya akan sedikit berguna
dengan menjadikan tanah itu gembur sehingga pohon tu subur dan berbuah kelak.
Sebagai penebusan pada masa hidup yang habis dengan kemabukan.
”Janganlah
membiarkan dirimu dikuasai oleh hal-hal yang menyentuh hati. Sebab itu adalah
jebakan paling berbahaya.”
Seakan
suasana di situ menjadi perantara pesan terakhir dari sang ayah. Sang anak
menusuk jantungnya dengan sebilah pisau dan masyarakat membiarkan tubuhnya
dimakan binatang sebagai hal berguna terakhir dari dirinya.
10 Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar