halo aci!

halo aci!
Teater Ungu

Rabu, 12 Juni 2013

PAHLAWAN TANPA TOPENG



(Sebuah renungan idealistik)

“NO MAN IS A PROPHET ON HIS OWN COUNTRY.” JESUS

Saul termenung dalam diam. Dia mendapati dirinya sendirian, terbuang dari lingkungan masyarakat. Dia percaya bahwa jika seseorang menabur hal yang baik pasti juga akan menuai hal yang baik.  Tapi saat ini dia mulai meragukan hal itu. Dia telah menjelajah mencari puing-puing kebenaran yang berserakan dan kembali membagikannya pada orang-orang di sekitarnya. Mereka menyambut dia dengan sukacita dan harapan dia bisa membawa perubahan untuk masyarakatnya. Ketika dia mulai berbicara tentang kebenaran mereka menjauhinya.
Percikan-percikan air yang dingin menyadarkannya bahwa dia berada di kamar mandi. Bak air telah terisi penuh sehingga airnya berhamburan ke mana-mana. Saul menceburkan kepalanya dalam bak air berharap beban-beban pikirannya membeku dalam dinginnya air. Membasuh diri menghilangkan lekatan-lekatan pada dirinya. Air adalah simbol penyucian; Yohanes membaptis orang dengan air sebagai tanda mereka membasuh diri dari kehidupan lama dan akan memulai hidup baru.
Saul percaya pada karma seperti dalam injil yang lebih menguatkan idealismenya bahwa jika kita menabur kebaikan maka pasti juga akan menuai kebaikan. Tapi bukankah yang baik belum tentu benar dan juga sebaliknya? Dia telah berusaha keras untuk belajar dengan semangat bahwa dia akan mengabdi untuk kemanusiaan terlebih untuk orang-orang yang ada di desa kelahirannya. Dia mendorong orang untuk maju. Dia berkorban untuk mereka. Waktu, materi, dan pemikiran adalah bagian dari pengorbanannya. Tetapi yang tak disadarinya adalah sifat manusia itu tak jauh beda dengan binatang. Ibaratnya kau menolong seekor ular besar yang terperangkap akhirnya setelah terlepas dia menelan dirimu hidup-hidup. Banyak orang yang sudah ditolongnya tetapi setelah mereka berada pada posisi nyaman dia tak lagi dihiraukan. Bahkan mereka justru menyebarkan desas-desus tentang dirinya yang selalu mencari masalah dalam setiap kegiatan. Terlalu banyak bicara; terlalu banyak mengkritik, bicara blak-blakan dan tak pandang bulu.
Ketika masih menimba ilmu dia yakin bahwa dirinya diutus oleh rakyat untuk belajar segala hal dan kembali untuk menolong mereka. Pikirnya rakyat butuh kebenaran; tidak! Rakyat butuh makan. Karena kebutuhan ini maka urusan-urusan kebenaran bukanlah prioritas mereka jadi apa gunanya membawakan kebenaran untuk mereka. Bukankah juga Yesus ditolak karena membawa kebenaran yang memisahkan anak dari orang tuanya? Kebenaran hanya akan menimbulkan perpecahan karena sifat kebenaran selalu mengkritik. Jika kau datang untuk meluruskan tradisi maka kau akan berhadapan dengan mereka yang menganggap kesalahan adalah kebenaran. Kau akan berhadapan dengan mereka yang menggunaka usia untuk menyatakan suatu kebenaran. Sementara kau adalah ingusan yang baru mengenal dunia (anak spanggal).
Air tercurah mengalir di lekuk-lekuk tubuhnya. Tubuhnya kurus kerempeng tak terurus. Mungkin karena telalu banyak berpikir sehingga dia tak bisa gemuk. Kata orang memang banyak berpikir bisa berpengaruh pada berat badan. Sebagian orang yang mendapat penyakit maag kronis bukan karena kekurangan makanan tetapi karena terlalu banyak berpikir. Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak membutuhkan nutrisi. Apakah ini juga yang menjadi landasan dalam institusi social bahwa orang yag bekerja dengan otak lebih tinggi upahnya daripada orang yang bekerja menggunakan otot? Dalam realitas sosial pekerjaan yang lebih banyak aktivitas berpikir lebih mendapat upah yang besar daripada mereka yang bekerja dengan otot. Sehingga banyak orang ingin mendapat pekerjaan yang lebih lebih melibatkan proses berpikir. Walaupun memang pada kenyataannya mereka yang menduduki posisi-posisi pekerjaan itu tidak punya otak sama sekali. Posisi-posisi dalam pekerjaan mereka diraih dengan sogokkan atau melalui saudara dan yang seiman. Saul terus berpikir. Mandi adalah kegiatan yang sering dilakukan jadi dia melakukan aktivitas itu seperti mesin saja yang otomatis. Sementara pikirannya menjelajah organ-organ lain terus bekerja membersihkan dirinya.
Mungkin Saul adalah seorang megalomania yang terobsesi dengan tokoh-tokoh superhero di film-film Hollywood. Tetapi tak sadarkah dia bahwa tokoh-tokoh itu juga sebagian ditolak oleh orang-orang yang mereka tolong? Batman, seorang kesatria malam juga ditolak karena menurut warga Gotham dia juga adalah sumber kekacauan di lain pihak dia dianggap bertindak di luar hukum legal formal yang tidak didasarkan pada prinsip demokrasi. Bruce Wayne sisi lain dari Batman adalah seorang konglomerat  berhati mulia yang menginginkan keadilan ditegakkan sehingga dia berupaya membantu Harvey Dent untuk membongkar jaringan mafia yang bersatu dengan kaum kapitalis. Tetapi akhirnya juga jaksa itu mengalah dengan idealismenya dan menjadi seorang penjahat padahal dia sempat mengungkapakan bahwa kita bisa mati sebagai pahlawan atau hidup panjang dan perlahan menjadi penjahat. Dengan provokasi Joker dia memburu semua orang yang diketahui terlibat atas kematian Rachel. Selanjutnya,  Spider-man pahlawan bertopeng yang dalam kesehariannya seorang photographer bernama Peter Parker – yang meyakini bahwa seseorang yang memiliki kekuatan besar memiliki tanggung jawab yang besar pula – juga mendapat penolakan dari banyak orang. Banyak pahlawan bertopeng mengalami nasib yang sama. Tetapi Saul bukanlah pahlawan bertopeng dia adalah anak lugu yang tak suka berdusta ataupun menipu orang. Tetapi kenapa dia ditolak?
Pahlawan yang menggunakan topeng umumnya tidak ingin diketahui identitasnya dan juga sebagai bukti mereka tak mengejar popularitas diri. Mereka lebih memilih ‘anonimisasi’ diri walaupun tetap saja mereka akan mendapatkan nama baru juga. Identitas pada dasarnya akan berpengaruh pada penilaian orang terhadap diri kita. Alasan penolakan terhadap Yesus adalah identitasnya yang berasal dari keluarga yang ayahnya seorang tukang kayu. Saul adalah anak dari keluarga miskin dan orang tuanya hanyalah petani. Bagaimana mungkin anak petani ini tiba-tiba datang dan mengajari tokoh-tokoh masyarakat, pendeta, gembala, pastor, pimpinan desa, pemerintah, kaum intelektual tua, dan golongan bangsawan terdidik tentang kebenaran? Sungguh itu akan dianggap sebuah penghinaan terhadap diri mereka. Seakan mereka baru saja ditampar anak ingusan.
Saul adalah seorang Kristen tetapi dia tak menutup diri membaca kitab suci agama-agama lain. Dia juga selalu berkecimpung dengan dunia filsafat tetapi yang tidak disadarinya bahwa Lao Tzu pernah berkata “Isilah mangkukmu penuh-penuh maka ia akan tumpah. Tajamkalah pisaumu maka ia akan tumpul.”Ada juga pepatah Cina yang mengatakan bahwa paku yang terlalu menonjol akan dihantam dengan martil. Dalam Taoisme dikenal dengan hukum keseimbangan yang sering kita lihat dalam lingkaran yang berisi warna hitam dan putih; di wilayah putih ada titik hitam dan di wilayah hitam ada titik putih (yin dan yang). Saul memang terlalu banyak belajar tentang teori dan segala macam konsep dunia sehingga dia menjadi begitu kritis. Karena pemikirannya yang terlalu melampaui pemikiran  banyak orang maka dia juga menjadi sulit untuk beradaptasi. Dia menjadi sedemikian menonjol di tengah-tengah banyak orang sehingga banyak yang iri dan berniat menjatuhkannya. Sebenarnya sudah banyak peringatan tentang kehidupan ini tetapi kita saja yang kurang menyadari dan memaknai peringatan-peringatan itu. Pengorbanannya memang tidak sia-sia tetapi tidak dihargai. Mungkin dia harus belajar dari ungkapan tokoh antagonis dalam film The dark knight, Joker berkata bahwa jika kau ahli dalam suatu hal jangan pernah melakukannya tanpa bayaran.
                Lelaki itu keluar dari kamar mandi menuju kamarnya. Sejak dari kamar mandi dia telah memilih baju yang akan dipakainya. Dia mengambil baju dan celana berwarna putih dan mengenakannya setelah itu dia menyisir rambutnya rapih. Kemudian diambilnya secarik kertas dan pena lalu menulis sesuatu.   Kertas itu diletakkan di meja kerjanya kemudian dia membaringkan diri di tempat tidur. Kedua tangannya ditaruh di antara perut dan dada sambil menutup matanya. Saul meninggal dengan pikiran yang berkecamuk, dia kalah bergulat dengan absuditas. Dia tak mampu menerima kenyataan hidup yang penuh dengan penipuan dan pengkhianatan. Dia dikenang dalam diam sebagai pahlawan idealisme yang memilih mati bersama pemikirannya daripada hidup dengan mengkhianati ide-ide yang dipahaminya. Dia meninggal tanpa kekasih. Semua perempuan yang pernah menemaninya pergi meninggalkannya. Mereka tersadar bahwa perasaan mereka padanya telah menipu mereka. Mereka harus bersama lelaki yang tak bisa menjamin semua kebutuhan-kebutuhan mereka. Lebih baik mereka melacurkan diri daripada hidup dengan lelaki baik yang melarat. Wanita bukan hanya materialistik tetapi mereka juga sangat idealistik yaitu mengejar kebahagian semu dalam kecantikan. Mereka butuh lelaki yang selalu memuji kecantikan dan menjanjikan akan membawakan rembulan kepada mereka. Bukan seperti Saul yang hanya berbicara konsep-konsep yang menjemukan telinga selama berduaan.
                Tiga hari kemudian ibadah pemakamannya dilangsungkan. Semua teman, kawan, dan sahabatnya hadir. Mereka adalah orang-orang yang pernah didorong dan ditolongnya semasa dahulu tetapi sekarang mereka datang di pemakamannya dengan setelan jas berdasi. Mobil dinas dan mobil pribadi banyak terparkir di sekitar acara pemakaman. Sepertinya yang meninggal adalah orang penting. Semuanya meminta waktu untuk bicara sebagai kata-kata pengiring pemakamannya. Ada yang membawakan lagu, puisi, pantun, dan juga pidato untuk mengenang pribadi Saul. Mereka terisak menangis melihat dirinya terbaring kaku dan wajah yang masih mengekspresikan kekacauan pikirannya. Saul hanya terdiam di dalam peti mati. Apalah artinya kata-kata yang ditujukan pada orang mati? Setelah Saul dikuburkan semua orang yang hadir dalam pemakamannya kembali ke kehidupan normal seakan tak pernah terjadi apa-apa. Pikir mereka kehadiran dalam acara pemakaman adalah impas karena dulu juga mereka pernah menolongnya ketika dia kelaparan dan tak punya jajan. Saul; seorang idealis yang mati di usia dini dan dilupakan.
                Angin bertiup sepoi dan secarik kertas melayang terbang …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar