(Sebuah renungan idealistik)
“NO
MAN IS A PROPHET ON HIS OWN COUNTRY.” JESUS
Saul
termenung dalam diam. Dia mendapati dirinya sendirian, terbuang dari lingkungan
masyarakat. Dia percaya bahwa jika seseorang menabur hal yang baik pasti juga
akan menuai hal yang baik. Tapi saat ini
dia mulai meragukan hal itu. Dia telah menjelajah mencari puing-puing kebenaran
yang berserakan dan kembali membagikannya pada orang-orang di sekitarnya.
Mereka menyambut dia dengan sukacita dan harapan dia bisa membawa perubahan
untuk masyarakatnya. Ketika dia mulai berbicara tentang kebenaran mereka
menjauhinya.
Percikan-percikan
air yang dingin menyadarkannya bahwa dia berada di kamar mandi. Bak air telah
terisi penuh sehingga airnya berhamburan ke mana-mana. Saul menceburkan
kepalanya dalam bak air berharap beban-beban pikirannya membeku dalam dinginnya
air. Membasuh diri menghilangkan lekatan-lekatan pada dirinya. Air adalah
simbol penyucian; Yohanes membaptis orang dengan air sebagai tanda mereka
membasuh diri dari kehidupan lama dan akan memulai hidup baru.
Saul
percaya pada karma seperti dalam injil yang lebih menguatkan idealismenya bahwa
jika kita menabur kebaikan maka pasti juga akan menuai kebaikan. Tapi bukankah
yang baik belum tentu benar dan juga sebaliknya? Dia telah berusaha keras untuk
belajar dengan semangat bahwa dia akan mengabdi untuk kemanusiaan terlebih
untuk orang-orang yang ada di desa kelahirannya. Dia mendorong orang untuk
maju. Dia berkorban untuk mereka. Waktu, materi, dan pemikiran adalah bagian
dari pengorbanannya. Tetapi yang tak disadarinya adalah sifat manusia itu tak
jauh beda dengan binatang. Ibaratnya kau menolong seekor ular besar yang
terperangkap akhirnya setelah terlepas dia menelan dirimu hidup-hidup. Banyak
orang yang sudah ditolongnya tetapi setelah mereka berada pada posisi nyaman
dia tak lagi dihiraukan. Bahkan mereka justru menyebarkan desas-desus tentang
dirinya yang selalu mencari masalah dalam setiap kegiatan. Terlalu banyak
bicara; terlalu banyak mengkritik, bicara blak-blakan dan tak pandang bulu.
Ketika
masih menimba ilmu dia yakin bahwa dirinya diutus oleh rakyat untuk belajar
segala hal dan kembali untuk menolong mereka. Pikirnya rakyat butuh kebenaran;
tidak! Rakyat butuh makan. Karena kebutuhan ini maka urusan-urusan kebenaran
bukanlah prioritas mereka jadi apa gunanya membawakan kebenaran untuk mereka.
Bukankah juga Yesus ditolak karena membawa kebenaran yang memisahkan anak dari
orang tuanya? Kebenaran hanya akan menimbulkan perpecahan karena sifat
kebenaran selalu mengkritik. Jika kau datang untuk meluruskan tradisi maka kau
akan berhadapan dengan mereka yang menganggap kesalahan adalah kebenaran. Kau
akan berhadapan dengan mereka yang menggunaka usia untuk menyatakan suatu
kebenaran. Sementara kau adalah ingusan yang baru mengenal dunia (anak spanggal).
Air
tercurah mengalir di lekuk-lekuk tubuhnya. Tubuhnya kurus kerempeng tak
terurus. Mungkin karena telalu banyak berpikir sehingga dia tak bisa gemuk.
Kata orang memang banyak berpikir bisa berpengaruh pada berat badan. Sebagian
orang yang mendapat penyakit maag
kronis bukan karena kekurangan makanan tetapi karena terlalu banyak berpikir.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak membutuhkan nutrisi. Apakah ini
juga yang menjadi landasan dalam institusi social bahwa orang yag bekerja
dengan otak lebih tinggi upahnya daripada orang yang bekerja menggunakan otot?
Dalam realitas sosial pekerjaan yang lebih banyak aktivitas berpikir lebih
mendapat upah yang besar daripada mereka yang bekerja dengan otot. Sehingga
banyak orang ingin mendapat pekerjaan yang lebih lebih melibatkan proses
berpikir. Walaupun memang pada kenyataannya mereka yang menduduki posisi-posisi
pekerjaan itu tidak punya otak sama sekali. Posisi-posisi dalam pekerjaan mereka
diraih dengan sogokkan atau melalui saudara dan yang seiman. Saul terus
berpikir. Mandi adalah kegiatan yang sering dilakukan jadi dia melakukan
aktivitas itu seperti mesin saja yang otomatis. Sementara pikirannya menjelajah
organ-organ lain terus bekerja membersihkan dirinya.
Mungkin
Saul adalah seorang megalomania yang terobsesi dengan tokoh-tokoh superhero di film-film Hollywood. Tetapi
tak sadarkah dia bahwa tokoh-tokoh itu juga sebagian ditolak oleh orang-orang
yang mereka tolong? Batman, seorang kesatria malam juga ditolak karena menurut
warga Gotham dia juga adalah sumber kekacauan di lain pihak dia dianggap
bertindak di luar hukum legal formal yang tidak didasarkan pada prinsip
demokrasi. Bruce Wayne sisi lain dari Batman adalah seorang konglomerat berhati mulia yang menginginkan keadilan
ditegakkan sehingga dia berupaya membantu Harvey Dent untuk membongkar jaringan
mafia yang bersatu dengan kaum kapitalis. Tetapi akhirnya juga jaksa itu
mengalah dengan idealismenya dan menjadi seorang penjahat padahal dia sempat
mengungkapakan bahwa kita bisa mati sebagai pahlawan atau hidup
panjang dan perlahan menjadi penjahat. Dengan provokasi Joker dia
memburu semua orang yang diketahui terlibat atas kematian Rachel. Selanjutnya, Spider-man pahlawan bertopeng yang dalam
kesehariannya seorang photographer
bernama Peter Parker – yang meyakini bahwa seseorang yang memiliki kekuatan besar
memiliki tanggung jawab yang besar pula – juga mendapat penolakan dari
banyak orang. Banyak pahlawan bertopeng mengalami nasib yang sama. Tetapi Saul
bukanlah pahlawan bertopeng dia adalah anak lugu yang tak suka berdusta ataupun
menipu orang. Tetapi kenapa dia ditolak?
Pahlawan
yang menggunakan topeng umumnya tidak ingin diketahui identitasnya dan juga
sebagai bukti mereka tak mengejar popularitas diri. Mereka lebih memilih
‘anonimisasi’ diri walaupun tetap saja mereka akan mendapatkan nama baru juga.
Identitas pada dasarnya akan berpengaruh pada penilaian orang terhadap diri
kita. Alasan penolakan terhadap Yesus adalah identitasnya yang berasal dari
keluarga yang ayahnya seorang tukang kayu. Saul adalah anak dari keluarga
miskin dan orang tuanya hanyalah petani. Bagaimana mungkin anak petani ini
tiba-tiba datang dan mengajari tokoh-tokoh masyarakat, pendeta, gembala, pastor,
pimpinan desa, pemerintah, kaum intelektual tua, dan golongan bangsawan
terdidik tentang kebenaran? Sungguh itu akan dianggap sebuah penghinaan
terhadap diri mereka. Seakan mereka baru saja ditampar anak ingusan.
Saul
adalah seorang Kristen tetapi dia tak menutup diri membaca kitab suci
agama-agama lain. Dia juga selalu berkecimpung dengan dunia filsafat tetapi
yang tidak disadarinya bahwa Lao Tzu pernah berkata “Isilah mangkukmu penuh-penuh
maka
ia akan tumpah. Tajamkalah pisaumu maka ia akan tumpul.”Ada juga pepatah Cina yang mengatakan
bahwa paku yang terlalu menonjol akan dihantam dengan martil. Dalam
Taoisme dikenal dengan hukum keseimbangan yang sering kita lihat dalam
lingkaran yang berisi warna hitam dan putih; di wilayah putih ada titik hitam
dan di wilayah hitam ada titik putih (yin
dan yang). Saul memang terlalu banyak
belajar tentang teori dan segala macam konsep dunia sehingga dia menjadi begitu
kritis. Karena pemikirannya yang terlalu melampaui pemikiran banyak orang maka dia juga menjadi sulit untuk
beradaptasi. Dia menjadi sedemikian menonjol di tengah-tengah banyak orang
sehingga banyak yang iri dan berniat menjatuhkannya. Sebenarnya sudah banyak
peringatan tentang kehidupan ini tetapi kita saja yang kurang menyadari dan
memaknai peringatan-peringatan itu. Pengorbanannya memang tidak sia-sia tetapi
tidak dihargai. Mungkin dia harus belajar dari ungkapan tokoh antagonis dalam
film The dark knight, Joker berkata
bahwa jika kau ahli dalam suatu hal jangan pernah melakukannya tanpa bayaran.
Lelaki itu keluar dari kamar mandi menuju kamarnya.
Sejak dari kamar mandi dia telah memilih baju yang akan dipakainya. Dia
mengambil baju dan celana berwarna putih dan mengenakannya setelah itu dia
menyisir rambutnya rapih. Kemudian diambilnya secarik kertas dan pena lalu
menulis sesuatu. Kertas itu diletakkan di meja kerjanya
kemudian dia membaringkan diri di tempat tidur. Kedua tangannya ditaruh di
antara perut dan dada sambil menutup matanya. Saul meninggal dengan pikiran
yang berkecamuk, dia kalah bergulat dengan absuditas. Dia tak mampu menerima
kenyataan hidup yang penuh dengan penipuan dan pengkhianatan. Dia dikenang
dalam diam sebagai pahlawan idealisme yang memilih mati bersama pemikirannya
daripada hidup dengan mengkhianati ide-ide yang dipahaminya. Dia meninggal
tanpa kekasih. Semua perempuan yang pernah menemaninya pergi meninggalkannya.
Mereka tersadar bahwa perasaan mereka padanya telah menipu mereka. Mereka harus
bersama lelaki yang tak bisa menjamin semua kebutuhan-kebutuhan mereka. Lebih
baik mereka melacurkan diri daripada hidup dengan lelaki baik yang melarat.
Wanita bukan hanya materialistik tetapi mereka juga sangat idealistik yaitu
mengejar kebahagian semu dalam kecantikan. Mereka butuh lelaki yang selalu
memuji kecantikan dan menjanjikan akan membawakan rembulan kepada mereka. Bukan
seperti Saul yang hanya berbicara konsep-konsep yang menjemukan telinga selama
berduaan.
Tiga hari kemudian ibadah pemakamannya dilangsungkan.
Semua teman, kawan, dan sahabatnya hadir. Mereka adalah orang-orang yang pernah
didorong dan ditolongnya semasa dahulu tetapi sekarang mereka datang di
pemakamannya dengan setelan jas berdasi. Mobil dinas dan mobil pribadi banyak
terparkir di sekitar acara pemakaman. Sepertinya yang meninggal adalah orang
penting. Semuanya meminta waktu untuk bicara sebagai kata-kata pengiring
pemakamannya. Ada yang membawakan lagu, puisi, pantun, dan juga pidato untuk
mengenang pribadi Saul. Mereka terisak menangis melihat dirinya terbaring kaku
dan wajah yang masih mengekspresikan kekacauan pikirannya. Saul hanya terdiam
di dalam peti mati. Apalah artinya kata-kata yang ditujukan pada orang mati?
Setelah Saul dikuburkan semua orang yang hadir dalam pemakamannya kembali ke
kehidupan normal seakan tak pernah terjadi apa-apa. Pikir mereka kehadiran
dalam acara pemakaman adalah impas karena dulu juga mereka pernah menolongnya
ketika dia kelaparan dan tak punya jajan. Saul; seorang idealis yang mati di
usia dini dan dilupakan.
Angin bertiup sepoi dan secarik kertas melayang
terbang …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar