Sebuah
naskah monolog
Saya
ingin bercerita tentang berbagai kehidupan di dunia yang mungkin sulit untuk
anda pahami atau walaupun anda pahami itu tidak akan merubah pandangan anda.
Pengalaman ketika saya berbicara tentang kehidupan, saya selalu ditolak. Tetapi
begitulah nasib semua orang yang berbicara tentang kehidupan mereka selalu
ditolak. Kita harus menjadi penipu untuk bisa hidup. Itu namanya adaptasi.
Siapa yang tak mampu beradaptasi maka dia tak bisa hidup. Jadi, beradaptasilah
dengan hidup.
Apakah
kau ingin mendengarkan ceritaku? Baiklah. Suatu hari aku bertemu dengan
seseorang yang kira-kira berumur 30 tahun di sebuah warung kopi. Awalnya dia
yang menyapaku dengan ramah. Waktu itu aku sebenarnya tak suka menyapa orang
yang kelihatan tak penting; maklum aku selalu bergaul dengan orang elit. Jadi,
aku selalu memilih teman yang tepat supaya juga terlihat cukup elit. Gaya
sangat penting bagiku. Aku selalu memberi kesan menarik pada orang-orang yang
baru ku temui setidaknya itu menjadi perangkap awal. Apalagi untuk wanita,
kesan pertama itu adalah perangkap bagi mereka. Tampil apa adanya itu adalah
tindakan orang bodoh. Kita harus menjebak wanita pada kesan-kesan pertama.
Setelah mereka menyadari siapa kita sebenarnya buatlah itu pada saat yang sudah
terlambat.
Baik,
akau akan melanjutkan ceritaku. Orang yang ku temui di warung kopi itu bernama
Aslan…ah bukan! Arlan…emn, mungkin Abram, ya, Abram. Dia kelihatan tak bahagia
dalam hidupnya. Itu kesimpulan sementara yang ku ambil sebelum mengetahui
namanya. Tetapi ternyata itu benar. Hari itu Minggu. Aku tanya “mengapa kau tak
ke gereja?” dia menjawab “aku tak punya cukup uang untuk menyogok Tuhan supaya
tutup mulut atas semua dosa-dosaku”. Saya pikir jawaban ini cukup gila untuk
orang yang baru ku kenal. Dia menceritakan kisah hidupnya hampir tak menarik
nafas sedikit pun. Tapi aku kadang-kadang menyela memberikan pertanyaan dan
setidaknya memberikan kesempatan padanya untuk bernapas. Dari cara bicaranya
dia sungguh orang terpelajar tetapi menurutku kekurangan terbesarnya adalah
cara berpakaiannya. Seperti kataku tadi bahwa gaya itu sangat penting. Gaya
bisa memberi citra hiperbolis atas diri kita.
Orang
itu sebenarnya bisa diterima menjadi pegawai perkantoran atau perusahan besar.
Tetapi menurut ceritanya dia bisa saja mendapatkan pekerjaan dan
jabatan-jabatan tinggi tetapi itu bertentangan dengan prisnsip hidupnya. “orang
jujur selalu terasing dalam hidupnya” itulah salah satu kalimat yang cukup
menarik perhatian telingaku dari orang itu. Menurut orang itu penipuan ada dua
jenis yaitu menipu orang lain dan menipu diri sendiri. Kedua hal itu bisa
dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Baginya dalam kehidupan normal
orang menipu orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang sadar akan kejujuran
akan memilih untuk tidak hidup dalam dunia orang-orang normal. Dia lebih
memilih hidup sendiri atau hidup dengan hewan dan benda-benda mati lainnya yang
bisa diajak berkomunikasi dalam diam.
Saya
kira anda telah bosan mendengarkan cerita saya. Memang umumnya orang lebih
tertarik bicara soal dirinya, seks, keuntungan, kejelekan, keburukan orang lain
atau semacam gossip daripada soal kebenaran. Hal yang saya maksud adalah
berbicara soal apa yang harus dan tidak harus kita lakukan. Dari sekian banyak
orang yang hadir di sini mungkin Cuma dua yang suka bicara soal kebenaran. Yang
lainnya lebih suka dengan gaya rambut, jenis pakaian, dan kesenangan-kesenangan
sesaat lainnya.
Bagaimana
kalau kita ganti topic pembicaraan? Anda setuju? Anda tak harus menjawab karena
ini naskah monolog. Saya akan bicara sampai pada akhirnya. Saya akan menjadi
seperti tukang pidato atau pembawa wahyu yang tak bisa diinterupsi. Saya akan
membawakan narasi kebenaran monolog. Saya kira tidak semuanya anda akan setujui.
Tetapi itulah aturannya, narasi monolog tak bisa diinterupsi dan kebenarannya
adalah mutlak. Jika anda tidak menyetujuinya saya kira saya bernasib sama
dengan para pendeta Kristen yang selalu mendapat umpatan dalam hati dari
jemaatnya. Tapi sudahlah kebenaran juga sangat relative.
Suatu
hari ada sebuah ular yang ingin melewati seekor sungai. Ular kebingungan untuk
melewati sungai itu. Tapi tiba-tiba sungai itu berkata “jangan habiskan waktumu
dengan mempertimbangkan segala konsekuensi. Yang terpenting bagimu adalah bisa
menjalani kehidupan dan menggapai tujuan”. Saya pikir dalam fable ini ada pesan
moralnya. Kita manusia memang kadang terbendung dengan ramalan akan kegagalan
dalam mengambil langkah. Kita terlalu takut untuk menerima kegagalan dan mendapat
malu. Manusia memang bisa disebut makhluk ide dan makhluk materi. Tapi ada yang
didominasi ide dan ada juga yang didominasi oleh materi. Tergantung. Ide
mengkritik materi dan materi mengkritik ide. Sebenarnya ketika materi mati ide
juga ikut mati dan juga sebaliknya.
(tertawa)
kita sementara terjebak dalam alam berpikir rumit. Mari kita tinggalkan itu dan
menghisap sebatang rokok. Rokok secara medis merugikan kesehatan tetapi dia
memenuhi kebutuhan manusia yang paling urgent yaitu : gaya. Hampir semua orang
yang belajar merokok bukan karena tuntutan kebutuhan biologis tetapi ingin
bebas bergaya. Merokok bagi para remaja adalah gambaran kebebasan dari kekangan
orang tua dan bukti dari keberanian mendobrak moral. Jika ada anak anda yang
berusia di atas empat belas tahun jangan percaya kalu dia belum pernah
menyentuh alcohol dan rokok atau setidaknya pernah terlintas dipikiran mereka
untuk mencoba-coba. Itu biasanya atas dorongan teman sejawat atau keinginan
mengidentifikasikan diri dengan orang dewasa. Tapi tak usah kita bicara panjang
lebar tentang itu karena anak anda adalah urusan anda. Oleh karena anak selalu
dijadikan budak dan barang bagi orang tua. Mereka menganggap anak adalah
ciptaan mereka sehingga mereka berhak seutuhnya untuk menentukan jalan kehidupannya.
Mungkin mirip juga dengan Tuhan yang merasa berhak menentukan kehidupan manusia
karena dia yang menciptakannya.
Bagaimana
kalau kita bicara soal seks saja? Karena seks selalu menjadi wacana paling
menarik dan hal yang menarik kedua adalah membicarakan keburukan orang lain.
Dua hal ini membuat kita lebih semangat dan lebih aktif untuk berdiskusi. Beda
halnya dengan politik atau filsafat, dua hal ini membuat kita bosan dan
mengantuk pada kalimat keempat. Seks dan keinginan menghancurkan orang lain
adalah naluri sementara politik dan filsafat adalah pemaksaan dalam system
social. Keinginan kita untuk berkelamin dan mendominasi orang lain lebih
kentara daripada keinginan untuk belajar bagaimana merubah dunia dari kekacauan
menjadi lebih beradab. Nampaknya kebiadaban selalu menjadi mayoritas dalam
masyarakat. (tertawa)
Dengarkan,
aku punya puisi
Ibu aku telah kembali
Tetapi aku bukan anakmu lagi
Aku kini terlahir dari dusta
dan kemunafikan
Aku telah menjadi budak dosa
Dan ini adalah kehidupan
normal kata mereka
Kegilaan
dan peradaban memang sulit dipisahkan. Menurut para filsuf gerak alam semesta
menuju kebahagiaan tetapi nampaknya tidak begitu. Dunia kini telah menuju pada
kegilaan. Kegilaan telah menjadi tren masa kini. Yang laku terjual adalah hal-hal
yang gila. Sekarang ini tidak gila berarti tidak ada. Semua hal dituntut harus
menjadi gila. Mungkin kegilaan adalah kebahagian juga.
Ibuku
telah menyesal melahirkan aku karena aku tak sesuai dengan harapannya ayahku
juga marah-marah karena aku tak mampu mewujudkan cita-citanya. Orang tua kita
ketika berkelamin harapan mereka yang paling segera adalah enjakulasi.
Menikmati sensasi-sensasi dari persenggamaan. Tetapi harapan mereka selanjutnya
adalah terjadinya proses pembuahan yang berubah menjadi fetus sampai akhirnya
menjadi bayi. Bayi itu akan menjadi mainan mereka selama beberapa bulan dan
ketika mainan itu mulai nakal maka mereka akan menyiksanya. Setelah itu mereka
akan menuliskan takdir untuk mainan itu bahwa di masa depan dia harus menjadi
sesuai dengan keinginan penciptanya. Tuhan menciptakan manusia dan menjadikan
mereka mainan di Eden dan ketika mereka nakal maka dia menyiksa mereka.
Selanjutnya dia membuat takdir bagi mainan yang nakal ini sesuai dengan apa
yang dia kehendaki. Maaf…aku salah bicara. Aku tak bermaksud mengganggu iman
percaya kalian. Walaupun aku tahu iman yang kalian miliki hanyalah sebentuk
fanatisme dan solidaritas religius.
Aku
lupa bahwa aku harusnya bicara soal seks. Seks itu naluriah yang diselimuti
kemunafikan moralitas. Memang bicara soal seks itu tabu tetapi itu hanya ketika
kita membicarakannya di ruang terbuka yang dihadiri oleh beberapa tingkatan
usia. Kalau kita bicara soal seks hanya berduaan terlepas apakah itu dengan
pacar, istri, atau suami kita atau juga dengan pacar, istri, atau suami orang
lain maka seks itu bebas dieksplorasi secara wacana maupun fisiknya. Jika seks
itu adalah kebutuhan maka para pemerkosa dan mereka yang suka selingkuh akan
membuat pembenaran diri. Kita mengkritik soal seksualitas tetapi kita sering
melakukan onani dan oral seks begitu rajinnya. Jika seks itu jahat mengapa taka
da undang-undang untuk masturbasi? (tertawa)
Karena
seks adalah kebutuhan maka seks telah menjadi komoditas yang dijual di
pasar-pasar. Banyak orang yang jualan seks sekarang ini. Komoditas yang paling
laku sekarang ini adalah seks. Harganya akan makin tinggi ketika keadaan
moralitas di tempat itu naik. Ketika akses untuk mendapatkan seks menjadi sulit
maka harganya akan semakin naik. Jualan seks di negara yang moralitasnya tinggi
memang sangat menguntungkan karena konsumennya terdiri dari berbagai kalangan.
Yang paling untung adalah jualan seks pada pejabat-pejabat. Walaupun mereka
menyicil tetapi jumlah uangnya sangat besar dan terpercaya karena mereka
memiliki gaji tetap dan tabungan hamper di semua bank. Apakah anda ingin
menjadi pedagang seks? Sistemnya adalah mitra kerja. Jika anda mampu
mendapatkan pelanggan dan pelanggan ini juga mampu menjaring pelanggan lain maka
dengan begitu terjadi pelipatgandaan yang sangat cepat. Usaha kita ini terjamin
karena hukum konvensional melindungi kita.
Semua
pekerjaan memiliki risiko. Itu yang harus anda pahami. Jualan seks juga
beresiko. Tapi kerja ini enak kita bisa mencoba produk ini satu persatu untuk
memastikan kualitasnya. Segel tidak terlalu penting karena hanya sedikit saja
konsumen yang menginginkan produk ini disegel. Produk ini unik karena kita tak
memerlukan berbagai bahan pengawet karena dia bisa mengawetkan dirinya ketika
telah berinteraksi dengan konsumennya. Konsumennya pasti akan memberikan biaya
perawatan khusus untuk produk itu. Jadi distributor seperti kita akan menerima
hasil penjualan dengan bersih. Produk ini begitu uniknya sehingga bisa
digunakan beberapa kali pakai dalam jangka waktu yang lama. Yang sangat
menguntungkan dalam perdagangan produk ini adalah sebelum masa batas
penggunaannya kita bisa membuat produk ini menggandakan dirinya dan hasil dari
penggandaan dirinya kita bisa gunakan lagi untuk berdagang. Asyik kan?
Baiklah
ini profil usaha itu (membagikan brosur produk seks). Bapak ibu sekalian jangan
ragu-ragu untuk usaha ini. Jika bapak ibu sekalian mempunyai anak gadis di
rumah coba diselidiki jangan sampai dia adalah salah satu komoditas yang saya
perdagangkan. Karena terus terang saja yang banyak anak gadis yang datang pada
saya dan menjadi produk saya secara sukarela. Mereka banyak mengeluh bahwa
orang tua mereka tidak dapat memberi uang jajan yang cukup bagi mereka untuk
berdandan dan membeli produk-produk elektronik terkini. Daripada juga mereka
dijual di pasar murah seperti taman dan pada supir-supir angkot lebih baik saya
jual mereka ke pejabat-pejabat tinggi. Ada juga istri-istri muda yang datang
pada saya mengeluh suami mereka yang kurang rajin memenuhi kebutuhan hidup.
Istri-istri ini sungguh ingin kembali ke masa-masa berjaya mereka. Maklum, di
masa mereka Berjaya belum ada pelurus dan pelembut rambut dan mereka hanya bisa
berkomunikasi dengan pacar melalui surat manual yang ditulis di atas kertas.
Hari ini teknologi digital membuat mereka menyesal telah terlahir di zaman yang
begitu kuno. Jadi mereka mengkomodifikasikan kemaluan mereka untuk bisa
menikmati masa kini yang penuh dengan fashion.
Saat
ini saya akan memperkenalkan orang yang berhasil berdagang seks. Saya
panggilkan. Inilah dia Mr. Prodio. Inilah dia bapak ibu sekalian orang yang
dulunya selalu ngompol di tempat tidur di masa kecilnya kini tak bisa lagi
ngompol karena dia mengalami penyakit kelamin yang serius. (tertawa). Itu hanya
lelucon. Orang ini dulunya hanya seorang supir truk tetapi sejak dia menjadi
mitra kerja kami maka semua berubah dalam hidupnya. Dia bisa membelikan
perhiasan untuk istrinya, memberi jajan untuk anak-anaknya dan dia pokoknya
telah mewujudkan keluarga yang bahagia. Dia tak takut lagi dengan tagihan
harian dan bulanan. Anaknya tak lagi mengeluh diejek karena tak memiliki produk
masa kini dan kini anaknya bisa bergabung dengan perkumpulan elit anak muda.
Bayangkan kehdiupannya yang dulu dan saat ini. Ini berkat jualan seks. (memberi
isyarat pada Mr. Prodio untuk meninggalkan panggung). Anaknya mungkin kemudian
hari juga akan menjadi produk unggulan kami.
Nah,
sekarang jika anda tertarik untuk perdagangan seks maka saya akan meninggalkan
nomor telepon saya. Hati-hati sekarng ini banyak penipuan lewat SMS. Pastikan
anda mendapat nomor telepon saya yang benar. Jadi urusan kita di sini sudah selesai.
Saya akan pergi karena ada juga banyak orang yang menunggu saya untuk
membawakan ceramah tentang bagaimana melejitkan potensi diri untuk menjadi
pengusaha seks yang sukses. Demikian. Saya ucapkan terima kasih dan satu hal
terakhir; ingat! Seks adalah kebutuhan…
(keluar sambil
membagikan kartu nama dan brosur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar