halo aci!

halo aci!
Teater Ungu

Jumat, 16 Mei 2014

WALA


Sebuah naskah monolog

Saya ingin bercerita tentang berbagai kehidupan di dunia yang mungkin sulit untuk anda pahami atau walaupun anda pahami itu tidak akan merubah pandangan anda. Pengalaman ketika saya berbicara tentang kehidupan, saya selalu ditolak. Tetapi begitulah nasib semua orang yang berbicara tentang kehidupan mereka selalu ditolak. Kita harus menjadi penipu untuk bisa hidup. Itu namanya adaptasi. Siapa yang tak mampu beradaptasi maka dia tak bisa hidup. Jadi, beradaptasilah dengan hidup.
Apakah kau ingin mendengarkan ceritaku? Baiklah. Suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang kira-kira berumur 30 tahun di sebuah warung kopi. Awalnya dia yang menyapaku dengan ramah. Waktu itu aku sebenarnya tak suka menyapa orang yang kelihatan tak penting; maklum aku selalu bergaul dengan orang elit. Jadi, aku selalu memilih teman yang tepat supaya juga terlihat cukup elit. Gaya sangat penting bagiku. Aku selalu memberi kesan menarik pada orang-orang yang baru ku temui setidaknya itu menjadi perangkap awal. Apalagi untuk wanita, kesan pertama itu adalah perangkap bagi mereka. Tampil apa adanya itu adalah tindakan orang bodoh. Kita harus menjebak wanita pada kesan-kesan pertama. Setelah mereka menyadari siapa kita sebenarnya buatlah itu pada saat yang sudah terlambat.
Baik, akau akan melanjutkan ceritaku. Orang yang ku temui di warung kopi itu bernama Aslan…ah bukan! Arlan…emn, mungkin Abram, ya, Abram. Dia kelihatan tak bahagia dalam hidupnya. Itu kesimpulan sementara yang ku ambil sebelum mengetahui namanya. Tetapi ternyata itu benar. Hari itu Minggu. Aku tanya “mengapa kau tak ke gereja?” dia menjawab “aku tak punya cukup uang untuk menyogok Tuhan supaya tutup mulut atas semua dosa-dosaku”. Saya pikir jawaban ini cukup gila untuk orang yang baru ku kenal. Dia menceritakan kisah hidupnya hampir tak menarik nafas sedikit pun. Tapi aku kadang-kadang menyela memberikan pertanyaan dan setidaknya memberikan kesempatan padanya untuk bernapas. Dari cara bicaranya dia sungguh orang terpelajar tetapi menurutku kekurangan terbesarnya adalah cara berpakaiannya. Seperti kataku tadi bahwa gaya itu sangat penting. Gaya bisa memberi citra hiperbolis atas diri kita.
Orang itu sebenarnya bisa diterima menjadi pegawai perkantoran atau perusahan besar. Tetapi menurut ceritanya dia bisa saja mendapatkan pekerjaan dan jabatan-jabatan tinggi tetapi itu bertentangan dengan prisnsip hidupnya. “orang jujur selalu terasing dalam hidupnya” itulah salah satu kalimat yang cukup menarik perhatian telingaku dari orang itu. Menurut orang itu penipuan ada dua jenis yaitu menipu orang lain dan menipu diri sendiri. Kedua hal itu bisa dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar. Baginya dalam kehidupan normal orang menipu orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang sadar akan kejujuran akan memilih untuk tidak hidup dalam dunia orang-orang normal. Dia lebih memilih hidup sendiri atau hidup dengan hewan dan benda-benda mati lainnya yang bisa diajak berkomunikasi dalam diam.
Saya kira anda telah bosan mendengarkan cerita saya. Memang umumnya orang lebih tertarik bicara soal dirinya, seks, keuntungan, kejelekan, keburukan orang lain atau semacam gossip daripada soal kebenaran. Hal yang saya maksud adalah berbicara soal apa yang harus dan tidak harus kita lakukan. Dari sekian banyak orang yang hadir di sini mungkin Cuma dua yang suka bicara soal kebenaran. Yang lainnya lebih suka dengan gaya rambut, jenis pakaian, dan kesenangan-kesenangan sesaat lainnya.
Bagaimana kalau kita ganti topic pembicaraan? Anda setuju? Anda tak harus menjawab karena ini naskah monolog. Saya akan bicara sampai pada akhirnya. Saya akan menjadi seperti tukang pidato atau pembawa wahyu yang tak bisa diinterupsi. Saya akan membawakan narasi kebenaran monolog. Saya kira tidak semuanya anda akan setujui. Tetapi itulah aturannya, narasi monolog tak bisa diinterupsi dan kebenarannya adalah mutlak. Jika anda tidak menyetujuinya saya kira saya bernasib sama dengan para pendeta Kristen yang selalu mendapat umpatan dalam hati dari jemaatnya. Tapi sudahlah kebenaran juga sangat relative.
Suatu hari ada sebuah ular yang ingin melewati seekor sungai. Ular kebingungan untuk melewati sungai itu. Tapi tiba-tiba sungai itu berkata “jangan habiskan waktumu dengan mempertimbangkan segala konsekuensi. Yang terpenting bagimu adalah bisa menjalani kehidupan dan menggapai tujuan”. Saya pikir dalam fable ini ada pesan moralnya. Kita manusia memang kadang terbendung dengan ramalan akan kegagalan dalam mengambil langkah. Kita terlalu takut untuk menerima kegagalan dan mendapat malu. Manusia memang bisa disebut makhluk ide dan makhluk materi. Tapi ada yang didominasi ide dan ada juga yang didominasi oleh materi. Tergantung. Ide mengkritik materi dan materi mengkritik ide. Sebenarnya ketika materi mati ide juga ikut mati dan juga sebaliknya.
(tertawa) kita sementara terjebak dalam alam berpikir rumit. Mari kita tinggalkan itu dan menghisap sebatang rokok. Rokok secara medis merugikan kesehatan tetapi dia memenuhi kebutuhan manusia yang paling urgent yaitu : gaya. Hampir semua orang yang belajar merokok bukan karena tuntutan kebutuhan biologis tetapi ingin bebas bergaya. Merokok bagi para remaja adalah gambaran kebebasan dari kekangan orang tua dan bukti dari keberanian mendobrak moral. Jika ada anak anda yang berusia di atas empat belas tahun jangan percaya kalu dia belum pernah menyentuh alcohol dan rokok atau setidaknya pernah terlintas dipikiran mereka untuk mencoba-coba. Itu biasanya atas dorongan teman sejawat atau keinginan mengidentifikasikan diri dengan orang dewasa. Tapi tak usah kita bicara panjang lebar tentang itu karena anak anda adalah urusan anda. Oleh karena anak selalu dijadikan budak dan barang bagi orang tua. Mereka menganggap anak adalah ciptaan mereka sehingga mereka berhak seutuhnya untuk menentukan jalan kehidupannya. Mungkin mirip juga dengan Tuhan yang merasa berhak menentukan kehidupan manusia karena dia yang menciptakannya.
Bagaimana kalau kita bicara soal seks saja? Karena seks selalu menjadi wacana paling menarik dan hal yang menarik kedua adalah membicarakan keburukan orang lain. Dua hal ini membuat kita lebih semangat dan lebih aktif untuk berdiskusi. Beda halnya dengan politik atau filsafat, dua hal ini membuat kita bosan dan mengantuk pada kalimat keempat. Seks dan keinginan menghancurkan orang lain adalah naluri sementara politik dan filsafat adalah pemaksaan dalam system social. Keinginan kita untuk berkelamin dan mendominasi orang lain lebih kentara daripada keinginan untuk belajar bagaimana merubah dunia dari kekacauan menjadi lebih beradab. Nampaknya kebiadaban selalu menjadi mayoritas dalam masyarakat. (tertawa)
Dengarkan, aku punya puisi
Ibu aku telah kembali
Tetapi aku bukan anakmu lagi
Aku kini terlahir dari dusta dan kemunafikan
Aku telah menjadi budak dosa
Dan ini adalah kehidupan normal kata mereka
Kegilaan dan peradaban memang sulit dipisahkan. Menurut para filsuf gerak alam semesta menuju kebahagiaan tetapi nampaknya tidak begitu. Dunia kini telah menuju pada kegilaan. Kegilaan telah menjadi tren masa kini. Yang laku terjual adalah hal-hal yang gila. Sekarang ini tidak gila berarti tidak ada. Semua hal dituntut harus menjadi gila. Mungkin kegilaan adalah kebahagian juga.
Ibuku telah menyesal melahirkan aku karena aku tak sesuai dengan harapannya ayahku juga marah-marah karena aku tak mampu mewujudkan cita-citanya. Orang tua kita ketika berkelamin harapan mereka yang paling segera adalah enjakulasi. Menikmati sensasi-sensasi dari persenggamaan. Tetapi harapan mereka selanjutnya adalah terjadinya proses pembuahan yang berubah menjadi fetus sampai akhirnya menjadi bayi. Bayi itu akan menjadi mainan mereka selama beberapa bulan dan ketika mainan itu mulai nakal maka mereka akan menyiksanya. Setelah itu mereka akan menuliskan takdir untuk mainan itu bahwa di masa depan dia harus menjadi sesuai dengan keinginan penciptanya. Tuhan menciptakan manusia dan menjadikan mereka mainan di Eden dan ketika mereka nakal maka dia menyiksa mereka. Selanjutnya dia membuat takdir bagi mainan yang nakal ini sesuai dengan apa yang dia kehendaki. Maaf…aku salah bicara. Aku tak bermaksud mengganggu iman percaya kalian. Walaupun aku tahu iman yang kalian miliki hanyalah sebentuk fanatisme dan solidaritas religius.
Aku lupa bahwa aku harusnya bicara soal seks. Seks itu naluriah yang diselimuti kemunafikan moralitas. Memang bicara soal seks itu tabu tetapi itu hanya ketika kita membicarakannya di ruang terbuka yang dihadiri oleh beberapa tingkatan usia. Kalau kita bicara soal seks hanya berduaan terlepas apakah itu dengan pacar, istri, atau suami kita atau juga dengan pacar, istri, atau suami orang lain maka seks itu bebas dieksplorasi secara wacana maupun fisiknya. Jika seks itu adalah kebutuhan maka para pemerkosa dan mereka yang suka selingkuh akan membuat pembenaran diri. Kita mengkritik soal seksualitas tetapi kita sering melakukan onani dan oral seks begitu rajinnya. Jika seks itu jahat mengapa taka da undang-undang untuk masturbasi? (tertawa)
Karena seks adalah kebutuhan maka seks telah menjadi komoditas yang dijual di pasar-pasar. Banyak orang yang jualan seks sekarang ini. Komoditas yang paling laku sekarang ini adalah seks. Harganya akan makin tinggi ketika keadaan moralitas di tempat itu naik. Ketika akses untuk mendapatkan seks menjadi sulit maka harganya akan semakin naik. Jualan seks di negara yang moralitasnya tinggi memang sangat menguntungkan karena konsumennya terdiri dari berbagai kalangan. Yang paling untung adalah jualan seks pada pejabat-pejabat. Walaupun mereka menyicil tetapi jumlah uangnya sangat besar dan terpercaya karena mereka memiliki gaji tetap dan tabungan hamper di semua bank. Apakah anda ingin menjadi pedagang seks? Sistemnya adalah mitra kerja. Jika anda mampu mendapatkan pelanggan dan pelanggan ini juga mampu menjaring pelanggan lain maka dengan begitu terjadi pelipatgandaan yang sangat cepat. Usaha kita ini terjamin karena hukum konvensional melindungi kita.
Semua pekerjaan memiliki risiko. Itu yang harus anda pahami. Jualan seks juga beresiko. Tapi kerja ini enak kita bisa mencoba produk ini satu persatu untuk memastikan kualitasnya. Segel tidak terlalu penting karena hanya sedikit saja konsumen yang menginginkan produk ini disegel. Produk ini unik karena kita tak memerlukan berbagai bahan pengawet karena dia bisa mengawetkan dirinya ketika telah berinteraksi dengan konsumennya. Konsumennya pasti akan memberikan biaya perawatan khusus untuk produk itu. Jadi distributor seperti kita akan menerima hasil penjualan dengan bersih. Produk ini begitu uniknya sehingga bisa digunakan beberapa kali pakai dalam jangka waktu yang lama. Yang sangat menguntungkan dalam perdagangan produk ini adalah sebelum masa batas penggunaannya kita bisa membuat produk ini menggandakan dirinya dan hasil dari penggandaan dirinya kita bisa gunakan lagi untuk berdagang. Asyik kan?
Baiklah ini profil usaha itu (membagikan brosur produk seks). Bapak ibu sekalian jangan ragu-ragu untuk usaha ini. Jika bapak ibu sekalian mempunyai anak gadis di rumah coba diselidiki jangan sampai dia adalah salah satu komoditas yang saya perdagangkan. Karena terus terang saja yang banyak anak gadis yang datang pada saya dan menjadi produk saya secara sukarela. Mereka banyak mengeluh bahwa orang tua mereka tidak dapat memberi uang jajan yang cukup bagi mereka untuk berdandan dan membeli produk-produk elektronik terkini. Daripada juga mereka dijual di pasar murah seperti taman dan pada supir-supir angkot lebih baik saya jual mereka ke pejabat-pejabat tinggi. Ada juga istri-istri muda yang datang pada saya mengeluh suami mereka yang kurang rajin memenuhi kebutuhan hidup. Istri-istri ini sungguh ingin kembali ke masa-masa berjaya mereka. Maklum, di masa mereka Berjaya belum ada pelurus dan pelembut rambut dan mereka hanya bisa berkomunikasi dengan pacar melalui surat manual yang ditulis di atas kertas. Hari ini teknologi digital membuat mereka menyesal telah terlahir di zaman yang begitu kuno. Jadi mereka mengkomodifikasikan kemaluan mereka untuk bisa menikmati masa kini yang penuh dengan fashion.
Saat ini saya akan memperkenalkan orang yang berhasil berdagang seks. Saya panggilkan. Inilah dia Mr. Prodio. Inilah dia bapak ibu sekalian orang yang dulunya selalu ngompol di tempat tidur di masa kecilnya kini tak bisa lagi ngompol karena dia mengalami penyakit kelamin yang serius. (tertawa). Itu hanya lelucon. Orang ini dulunya hanya seorang supir truk tetapi sejak dia menjadi mitra kerja kami maka semua berubah dalam hidupnya. Dia bisa membelikan perhiasan untuk istrinya, memberi jajan untuk anak-anaknya dan dia pokoknya telah mewujudkan keluarga yang bahagia. Dia tak takut lagi dengan tagihan harian dan bulanan. Anaknya tak lagi mengeluh diejek karena tak memiliki produk masa kini dan kini anaknya bisa bergabung dengan perkumpulan elit anak muda. Bayangkan kehdiupannya yang dulu dan saat ini. Ini berkat jualan seks. (memberi isyarat pada Mr. Prodio untuk meninggalkan panggung). Anaknya mungkin kemudian hari juga akan menjadi produk unggulan kami.
Nah, sekarang jika anda tertarik untuk perdagangan seks maka saya akan meninggalkan nomor telepon saya. Hati-hati sekarng ini banyak penipuan lewat SMS. Pastikan anda mendapat nomor telepon saya yang benar. Jadi urusan kita di sini sudah selesai. Saya akan pergi karena ada juga banyak orang yang menunggu saya untuk membawakan ceramah tentang bagaimana melejitkan potensi diri untuk menjadi pengusaha seks yang sukses. Demikian. Saya ucapkan terima kasih dan satu hal terakhir; ingat! Seks adalah kebutuhan…

(keluar sambil membagikan kartu nama dan brosur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar