halo aci!

halo aci!
Teater Ungu

Selasa, 21 Agustus 2012

FILM SANUBARI JAKARTA DAN NOVEL ‘TINONDEIAN’ KARYA ISWAN SUAL

dari kiri : Gia Partawinata, Lola Amaria, Iswan Sual, Dimas Hary CSP
Sebuah laporan kegiatan
Jakarta 26 Juni 2012 (sekitar pukul 12.00), saya dan Arif Fachrudin Ahmad (Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi) menuju kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menemui Reza dan Iwan Dwi Laksono. Sehari sebelumnya saya mengikuti Seminar Nasional dengan tema Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Dasar Persatuan Nasional Untuk Merebut Kembali Kedaulatan Bangsa yang diselenggarakan oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) di hotel sahid Jakarta. Dengan pembicara Sri-Edi Swasono, Agus Priyono, Yudi Latif dan beberapa pembicara lainnya. Di kantor kementerian ini saya ditawarkan untuk mengatur acara nonton film bareng di Manado (yang sering disingkat nobar atau noreng) dan juga diskusi tentang Lesbian, Gay, Biseks, Trans-seksual/Trans gender (LGBT). Selanjutnya mas Reza memberi saya nomor kontak Dimas Hary CSP yang bertanggungjawab mengenai roadshow pemutaran film Sanubari Jakarta. Awalnya saya agak skeptic dengan kegiatan ini oleh karena audiens harus di atas seratus orang dan waktu mempersiapkan kegiatannya yang singkat; ditambah lagi situasi kampus yang sementara liburan membuat susah untuk mengakses teman-teman kampus untuk hadir dalam kegiatan ini. Saya sempat mengeluh ke mas Arif kalau saja kegiatannya dibuat di Tondano mungkin akan lebih gampang mengaturnya.
Sekitar pukul 15.00, saya bersama Jens Batara (Ketua LMND Makasar), dan Moelyadi (Ketua LMND Jawa Timur) dari Tebet (Jakarta Selatan) menuju Bandara Soekarno-Hatta. Di bandara kami sempat mendapati kawan Zimon (anggota LMND Kupang) yang bermasalah karena terlambat check in. tetapi kemudian dengan bantuan negosiasi dari kawan yadi maka akhirnya mendapat solusi. Saya kembali ke Manado dengan nomor penerbangan  JT 770 LION AIR dan tiba sekitar pukul 24.00. Setelah menunggu sekitar setengah jam saya kemudian dijemput oleh Satriano Pangkey dan kami mencari tempat makan sekaligus saya mendiskusikan kegiatan nonton bareng itu dengannya. Malam itu saya menginap di rumahnya di Jln. Sea Malalayang.
Hari berikutnya saya berangkat ke kampus (FBS UNIMA) untuk menemui beberapa organisasi untuk diajak dalam kegiatan ini. Tetapi karena situasi kampus yang lagi libur maka saya hanya bisa menemui beberapa orang saja yaitu Gempita Tamaka (Ketua DPM FBS Unima), Kerfil Umboh (Presiden Teater Ungu), dan Okthavia Gontha. Kami mendiskusikan tentang kegiatan ini di RM. Parakletos Tomohon dan akhirnya menyusun format acara dengan menyisipkan launching novel dalam acaranya. Pertimbangannya untuk mencapai audiens di atas seratus orang maka diperlukan acara yang menarik dan diminati; kebudayaan Minahasa kebetulan sangat marak dan menjadi focus para budayawan, aktifvis, dan juga politikus. Kemudian saya berangkat ke desa Tondei untuk mengkonfirmasi Iswan Sual yang sementara aktif menulis novel yang berkaitan dengan Gerakan Sastra Minahasa. Karyanya sudah sekitar dua puluh lebih yang terdiri dari kumpulan puisi, cerpen, dan novel; tetapi dia memilih novel Tinondeian sebagai karya pertama yang akan diterbitkan.
Selanjutnya saya menemui Abdurrahman (Ketua KAMMI cabang Tondano) untuk membantu kegiatan ini dengan mengundang semua elemen mahasiswa di Tondano baik intra maupun ekstra dalam kegiatan ini. Masalah pembuatan undangan dan id card saya serahkan pada Valentine Sumanti, Kerfil Umboh, Okthavia Gontha, dan Novinda Frandiani Manangkot. Sementara yang bertanggung jawab untuk undangan di wilayah kota Manado serta sponsor dan pemberitaan adalah Diena Mongdong dan Satriano Pangkey. Karena bertepatan dengan Piala Euro maka banyak tempat telah di-booking untuk noreng sehingga sangat sulit menemukan tempat. Maka dengan usulan Diena saya menghubungi Primy Siso (mantan Ketua S.S Tolu FBS UNIMA) dan kemudia sepakat menjadikan kafe-nya sebagai tempat kegiatan.
04 Juli 2012 (sekitar pukul 09.00), saya dan Jonathan Worotidjan dengan menggunakan mobil avanza new menuju Bandara Samratulangi untuk menjemput Dimas Hary CSP, Gia Partawinata, dan Lola Amaria. Setelah beberapa jam menunggu oleh karena waktu penerbangan pesawat delay akhirnya mereka tiba dan kami mengantarkan mereka ke hotel Formosa. Paginya Nathan dan Yano menemani Tim Film Sanubari Jakarta ini ke Tomohon untuk memotret beberapa pemandangan. Sekitar pukul 17.30 acara dimulai – Okthavia Gontha sebagai MC – dan diawali dengan launching novel Tinondean karya Iswan Sual. Acara ini dipandu oleh Primy Siso dan fasilitatornya Iswan Sual (penulis) serta Fredy Wowor (Budayawan Minahasa). Acara dilanjutkan dengan pementasan Teater Ungu yang berjudul Anima (sebuah naskah x-perimental karya Iswadi Sual). Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film sanubari Jakarta dan diskusi yang difasilitasi oleh Lola Amaria (produser,sutradara, aktris), Gia Partawinata (aktor), dan Dimas Hary CSP (aktor).
Acara ini dihadiri oleh pimpinan  Yayasan Pelita Kasih Abadi, Kamizama, S.S Tolu (FBS UNIMA), S.S Karema (FIS UNIMA), PMII cabang Tondano, Mawale Mouvement (diwakili oleh Sofyan Jimmy Yosadi), GWL Kawanua, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar